Spread the love

FK UPNVJ – Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta menerima kunjungan Tim Evaluator Lapangan DIKTI SAINTEK dalam rangka evaluasi usul pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA). Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pendirian PSPPA yang diharapkan dapat memperkuat kontribusi UPNVJ dalam pengembangan pendidikan tinggi kefarmasian dan pelayanan kesehatan nasional.

Tim evaluator dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Direktorat Kelembagaan, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang hadir dalam kegiatan ini terdiri dari: Abdul Rosid yang hadir secara luring, Henriette Minerva Wenno dan Lingga Kresna Adiputra yang hadir secara daring.

Selain itu, kegiatan visitasi juga dihadiri oleh para pakar dan asesor akademik yaitu Prof. Dr. apt. Tiana Milanda, M.Si. (Universitas Padjadjaran) dan Prof. Dr. apt. Drs. Yufri Aldi, M.Si. (Universitas Andalas) yang bergabung secara daring.

Dari pihak UPNVJ, kegiatan ini turut dihadiri oleh Rektor, Prof. Dr. Anter Venus, MA, Comm, Wakil Rektor I,Dr. Henry Binsar Hamonangan Sitorus., S.T., M.T. Kepala Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP), Kepala Biro AKPK, jajaran Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, serta tim task force pendirian PSPPA.

Pendirian PSPPA UPNVJ merupakan tindak lanjut dari keberhasilan Program Studi Farmasi Program Sarjana (PSFPS) yang telah memperoleh akreditasi “Baik Sekali” berdasarkan SK LAM-PTKes Nomor 0304/LAM-PTKes/Akr/Sar/IV/2023 yang berlaku sejak 14 April 2023 hingga 13 April 2028. Program Sarjana Farmasi FK UPNVJ sendiri telah beroperasi sejak diterbitkannya Surat Izin Operasional Kemenristekdikti Nomor 987/KPT/I/2018.

Upaya pendirian PSPPA dilatarbelakangi oleh kebutuhan nasional akan tenaga apoteker yang masih tinggi. Data tahun 2021 menunjukkan jumlah apoteker dengan STRA sebanyak 95.384 orang, dengan rasio 0,68 apoteker per 2.000 penduduk, masih di bawah standar WHO (1:2.000). Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI memperkirakan kebutuhan tenaga apoteker mencapai 251.908 orang pada tahun 2022, dengan target peningkatan rasio menjadi 0,91 per 1.000 penduduk dalam beberapa tahun mendatang.

Namun, dari 213 institusi yang memiliki Program Studi S1 Farmasi di Indonesia, baru 52 institusi yang telah terakreditasi LAM-PTKes dan memiliki kewenangan menyelenggarakan pendidikan profesi apoteker. Ketimpangan ini berdampak pada ketersediaan serta mutu tenaga apoteker di Indonesia.

Melalui visitasi lapangan ini, Tim Evaluator DIKTI SAINTEK meninjau secara langsung kesiapan sarana, prasarana, tata kelola, serta kurikulum yang telah disiapkan oleh Fakultas Kedokteran UPNVJ untuk mendukung operasional PSPPA.

UPN “Veteran” Jakarta berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan nasional dengan menghasilkan apoteker profesional, berdaya saing global, dan berkarakter bela negara, yang siap memberikan pelayanan kefarmasian bermutu bagi masyarakat Indonesia.

× Ada yang bisa dibantu?